Powered By Blogger

Senin, 30 Agustus 2010

Teruntuk Aktor yang Handal

aku lelah dengan semua ini

dengan tingkahmu

dengan sifatmu

aku tahu, aku mencintaimu

bahkan aku menyayangimu

sebenarnya tak banyak alasan

untuk aku tunjukkan bahwa aku

mencintaimu bahkan menyayangimu

namun kali ini mengapa seribusatu alasan

untuk aku tunjukkan bahwa aku

membencimu?

mencintamu cukup mudah bagiku

mengertimulah yang menurutku sedikit rumit kulakukan

awalnya, aku menikmatinya

dan mengira ini hanya sifat kepuraanmu saja

tetapi mengapa ini terus berlanjut?

apakah selama ini kau hanya bersandiwara?

kau anggap ini adalah sinetron dan aku adalah lawan mainmu?

kau anggap ini hanya permainan saja?


aku sungguh menyayangimu..,


kau bilang, kau merasakan sayang itu?

kau nyaman denganku..,

apakah itu adalah bagian dialog sinetron yang kau buat itu?

mengapa kau menganggap semua ini adalah hal yang berpura?

apakah menurutmu, menunggu bertahun itu mudah tanpa seorang pun mengetahuinya?

bagiku, menunggu adalah hal yang terberat dalam hidupku

sering aku lakukan, meyakinkan diriku

bahwa aku tak suka bahkan tak sayang dirimu

namun aku tak sepintar hatiku yang selalu menginginkamu

aku memang bodoh!

aku tak dapat menipu diriku sendiri

apakah menurutmu aku kurang tulus?

atau hatimu saja yang sudah keras, hingga tak dapat merasakan kasihku?

baiklah jika ini yang kau inginkan dariku

kau sutradara yang baik

sekaligus aktor yang baik pula

dan aku hanya pemain yang dipermainkan saja

Wanita Itu

Wanita Itu..

Tertangkap dengan korneaku
Seorang wanita paruh baya
Jalannya tak lagi tegap
Kulitnya tak lagi halus
Matanya Redup

Kutatap, Kulihat apa yang ia kerjakan
Kutatap dengan mataku yang masih tajam
Lama aku melihatnya, merekam semua yang terjadi
Kuterka apa yang ia lakukan

Bola hitamku menangkap sinar itu
Silau memang
Pupilku mengecil seketika
Bulir bening menetes dipipinya

Tiba-tiba ia berteriak menggelegar
Gendang telingaku terhimpit
Dan...
Daar! Pecah!

Angin segar membelai wajahku
Menyisir rambutku tergerai
Hidungku merasa tertusuk
Wanginya menusuk hidung sampai kerongkonganku
Rasanya mulutku akan mengeluarkan muntah

Tangannya tergenggam
Mata redupnya terbelalak
Jalan bungkuknya sekarang tegap
Namun kulitnya sama dan akan terganti
Terganti dengan kulit muda

Hati Pondok Pesantren

Hati Pondok Pesantren


Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang dipimpin oleh para ulama’ yang disebut kyai, dan terbukti bahwa pesantren itu, pendidikan yang sangat berhasil. Dibuktikan bahwa pesantren telah menghasilkan para santri yang bisa mendapatkan ilmu untuk bermasyarakat dari segala sudut pandang. Dari ilmu kegamaan, pesantren telah membuktikan bahwa lembaga yang mapan. Pesantren telah dimulai sejak zaman wali sanga ( wali sembilan ). Yang pertama kali membuat pesantren adalah Sunan Ampel, dari Sunan Ampel ke murid-muridnya dan berkembang sampai sekarang.

Pendidikan ala pesantren, membuktikan bahwa dalam dunia pendidikan tersebut yang dibutuhkan hanyalah ijazahnya tetapi kefahaman dari ilmu yang diberikan oleh gurunya. Meskipun tak punya ijazah, lulusan pesantren tetap masih bisa berkembang. Karena ilmu kyai itu mumpuni dari segala sudut pandang, sehingga alumni pesantren mempunyai ilmu yang bermacam-macam.

Pemberian makna manusia sebagai khalifah di bumi, seorang kyai itu dapat memberi warna kepada para santri kesadaran mengelola jagad raya ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga banyak para santri yang ahli dalam bidang pertanian, pertenaka bahkan ada santri yang politikus. Seperti, K.H. Hasyim Asy’ari pendiri pesantren Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Beliau dikatakan sebagai salah satu pelatak fondasi kemerdekaan Indonesia yang disebut Resolusi Jihad.

Pada waktu kelas kedua, Belanda masuk ke Indonesia tahun 1949 yang mendompleng pasukan NATO dengan alasan untuk mengusir Jepang. Pada saat itulah NATO dan Belanda akan mengambil Indonesia. Kemudian Jendral Sudirman menemui K.H. Hasyim Asy’ari, meminta pendapat bagamana hukum membela negara. Dan ternyata hukum membela negara adalah wajib. Dari situlah munculah resolusi jihad yang isinya adalah,”Orang muslim yang mukallaf dan tinggal 90 meter dari tempat peperangan wajib memerangi secara langsung, dan orang muslim yang mukallaf yang tinggal lebih dari 90 meter membantu ” dan dari situlah Bangsa Indonesia dapat merebut kekuasaannya kembali.

Tapi sayangnya sejarah Indonesia tidak mencatat tentang isi Resolusi Jihad. Tapi bagi para kyai dan santri tidak perduli, perjuangannya dicatat dalam sejarah atau tidak, asal Tuhan mencatat perjuangan mereka. Disitulah letak kekuatan pesantren.

Sehingga dari hal-hal yang demikian itu bukti bahwa pendidikan yang telah berhasil sampai berabad-abad. Dan hebatnya, sampai sekarang para satri antar pesantren tak pernah tawuran atau saling menyerang. Karena mereka telah dididik akhlaq yang baik berdasarkan ajaran agama yang mereka hayati dan mereka amalkan.

Kemodrenan Pondok tidak Tinggalkan Jati Diri

Kemodrenan Pondok tidak Tinggalkan Jati Diri
Nara Sumber :K.H. Dian Nafi’
Ruang tamu yang terletak di samping mushalla pesantrennya sering dikunjungi tamu lokal dan mancanegara yang ingin bertukar pikiran dengan sang tuan rumah yang baru 44 tahun itu. Beliau adalah K.H. Dian Nafi’ pemimpin pondok pesantren Al-Muayyad cabang Windan, Makamhaji Sukoharjo Jawa Tengah. Beliau menghadapi kemodernan dengan cara yang unik. Yaitu, dengan mengajarkan para santri tetap bergumul dengan nilai-nilai agama yang luhur, tetapi juga mengedepankan Pancasila. Dalam kiprahnya yang sekaligus menghapus presepsi orang tentang kekolotan pondok pesantren.
Bagaimana cara mengubah presepsi kebanyakan orang tentang kekolotan pondok pesantren?
Dua hal kemodernan, modern wadah dan modern isi. Modern wadah artinya, simbul, istilah dan penampilannya baru. Tetapi pikirannya kolot. Sedangkan modern isi artinya, simbul, istilah, dan penampilannya lama. Tetapi pikirannya modern tanpa meniggalkan kearifan masa silam. Pesantren peduli kepada kemodernnan, tetapi tak silau dengan kemodernnan. Contohnya, para santri tetap memakai sarung , pecis, dan duduk sila di lantai sambil belajar bahasa Jepang dengan perangkat internet.
Menurut anda apakah bentuk yang sebenarnya kemodrnan?
Kemodernnan itu dianggap bentuk yang sudah jadi, maka banyak orang memilih menjadi modern dengan cara yang sudah ada. Menjadi modern butuh proses, yang penting kesesuaian dengan ruang dan waktu. Misalnya, orang tetap sholih, meskipun tinggal di negara maju sebagai minoritas disana, untuk waktu yang lama. Atau tetap rajin menjalankan sesuai ajaran agamanya itu. Sekaligus, dapat hidup bermartabat dinegara yang sangat kaya, dengan banyak kelimpahan materi dalam waktu yang lama.
Sebenarnya kemodrenan pondok menyangkut kesesuian apa saja?
Kemodernan pondok berkaitan dengan kesesuain ilmu dan sosialnya, tanpa harus menghilangkan jati dirinya. Seperti, santri tetap berbakti kepada orang tuanya, meskipun sudah menduduki jabatan lebih tinggi dan memiliki tingkat pendidikan jauh diatas kedua orang tuanya.
Bagaimana cara mengejar kemodrnan dengan tidak meninggalkan nilai luhur?
Nah! Dari cerita diatas tadi, terlihat bahwa kemodrnnan pondok pesantren itu menjadikan dua hal sekaligus. Yaitu jati diri dan relevansi. Mengejar relevansi dengan mengorbankan jati diri, akan menjadikan lulusan pondok pesantren laku dipasar kerja, tetapi larut oleh gaya hidup yang ada. Sebaliknya, mengejar jati diri dengan mengabaikan relevansi bisa menjadikan lulusan pondok pesantren barperilaku baik, tetapi tidak dapat mewarnai lingkungannya . Karena penampilannya tidak cocok dengan lingkungan pergaulannya.
Apakah dalam Islam mengajarkan tentang jati dirinya yang luhur?
Ada sebuah cerita. Suatu hari , Khalifah Umar Bin Khattab melihat anak muda berjalan menunduk. Amirul Mukminin menegurnya, ”Nak! Angkatlah kepalamu Islam bukan agama yang sakit.” Dengan cerita diatas, dapat di simpulkan bahwa, khalifah Umar bin Khattab mengajarkan generasi muslim tidak silau dengan dunia kemodernnan. Khalifah yang terkenal adil ini, juga mengajarkan kepda kita, agar ada keberanian menatap masa depan dan bergumul dengan persoalan hidup. Dan disitulah jati diri generasi muda dalam ajaran Islam.
Apakah bukti bahwa buku tentang agama Islam yang dikarang oleh imam-imam yang lalu modern ?
Karya-karya Imam Ghazali disimpan di Universitas Hart Ford ( Sims Bory, Keuntucky AS) dan disimpan di manuskrip yang dijaga ketat karena menjadi sumber belajar di Universitas Hart Ford yang terfokus pada kajian agama-agama sekitarnya.
Bukti yang lain, Faro’it ( Hukum waris Islam) itu dipelajari di Sourbonne University. Dan seabad kemudian, yaitu abad ke 16. Pranacis yang paling banyak mengadopsi hukum waris Islam. Prinsip tanpa riba yang dijarkan oleh Fiqih yang teksnya mudah kita dapati di kitab-kitab kuning ( nama buku pelajaran agama Islam ) , menjadi bahan kajian menarik di universitas Inggris. Maka tidak aneh, lulusan Al-Muayyad M. Lutfi Hamidi memperoleh gelar Master Islamic Banking dari negrinya Ratu Elizabeth ini.