Powered By Blogger

Senin, 30 Agustus 2010

Kemodrenan Pondok tidak Tinggalkan Jati Diri

Kemodrenan Pondok tidak Tinggalkan Jati Diri
Nara Sumber :K.H. Dian Nafi’
Ruang tamu yang terletak di samping mushalla pesantrennya sering dikunjungi tamu lokal dan mancanegara yang ingin bertukar pikiran dengan sang tuan rumah yang baru 44 tahun itu. Beliau adalah K.H. Dian Nafi’ pemimpin pondok pesantren Al-Muayyad cabang Windan, Makamhaji Sukoharjo Jawa Tengah. Beliau menghadapi kemodernan dengan cara yang unik. Yaitu, dengan mengajarkan para santri tetap bergumul dengan nilai-nilai agama yang luhur, tetapi juga mengedepankan Pancasila. Dalam kiprahnya yang sekaligus menghapus presepsi orang tentang kekolotan pondok pesantren.
Bagaimana cara mengubah presepsi kebanyakan orang tentang kekolotan pondok pesantren?
Dua hal kemodernan, modern wadah dan modern isi. Modern wadah artinya, simbul, istilah dan penampilannya baru. Tetapi pikirannya kolot. Sedangkan modern isi artinya, simbul, istilah, dan penampilannya lama. Tetapi pikirannya modern tanpa meniggalkan kearifan masa silam. Pesantren peduli kepada kemodernnan, tetapi tak silau dengan kemodernnan. Contohnya, para santri tetap memakai sarung , pecis, dan duduk sila di lantai sambil belajar bahasa Jepang dengan perangkat internet.
Menurut anda apakah bentuk yang sebenarnya kemodrnan?
Kemodernnan itu dianggap bentuk yang sudah jadi, maka banyak orang memilih menjadi modern dengan cara yang sudah ada. Menjadi modern butuh proses, yang penting kesesuaian dengan ruang dan waktu. Misalnya, orang tetap sholih, meskipun tinggal di negara maju sebagai minoritas disana, untuk waktu yang lama. Atau tetap rajin menjalankan sesuai ajaran agamanya itu. Sekaligus, dapat hidup bermartabat dinegara yang sangat kaya, dengan banyak kelimpahan materi dalam waktu yang lama.
Sebenarnya kemodrenan pondok menyangkut kesesuian apa saja?
Kemodernan pondok berkaitan dengan kesesuain ilmu dan sosialnya, tanpa harus menghilangkan jati dirinya. Seperti, santri tetap berbakti kepada orang tuanya, meskipun sudah menduduki jabatan lebih tinggi dan memiliki tingkat pendidikan jauh diatas kedua orang tuanya.
Bagaimana cara mengejar kemodrnan dengan tidak meninggalkan nilai luhur?
Nah! Dari cerita diatas tadi, terlihat bahwa kemodrnnan pondok pesantren itu menjadikan dua hal sekaligus. Yaitu jati diri dan relevansi. Mengejar relevansi dengan mengorbankan jati diri, akan menjadikan lulusan pondok pesantren laku dipasar kerja, tetapi larut oleh gaya hidup yang ada. Sebaliknya, mengejar jati diri dengan mengabaikan relevansi bisa menjadikan lulusan pondok pesantren barperilaku baik, tetapi tidak dapat mewarnai lingkungannya . Karena penampilannya tidak cocok dengan lingkungan pergaulannya.
Apakah dalam Islam mengajarkan tentang jati dirinya yang luhur?
Ada sebuah cerita. Suatu hari , Khalifah Umar Bin Khattab melihat anak muda berjalan menunduk. Amirul Mukminin menegurnya, ”Nak! Angkatlah kepalamu Islam bukan agama yang sakit.” Dengan cerita diatas, dapat di simpulkan bahwa, khalifah Umar bin Khattab mengajarkan generasi muslim tidak silau dengan dunia kemodernnan. Khalifah yang terkenal adil ini, juga mengajarkan kepda kita, agar ada keberanian menatap masa depan dan bergumul dengan persoalan hidup. Dan disitulah jati diri generasi muda dalam ajaran Islam.
Apakah bukti bahwa buku tentang agama Islam yang dikarang oleh imam-imam yang lalu modern ?
Karya-karya Imam Ghazali disimpan di Universitas Hart Ford ( Sims Bory, Keuntucky AS) dan disimpan di manuskrip yang dijaga ketat karena menjadi sumber belajar di Universitas Hart Ford yang terfokus pada kajian agama-agama sekitarnya.
Bukti yang lain, Faro’it ( Hukum waris Islam) itu dipelajari di Sourbonne University. Dan seabad kemudian, yaitu abad ke 16. Pranacis yang paling banyak mengadopsi hukum waris Islam. Prinsip tanpa riba yang dijarkan oleh Fiqih yang teksnya mudah kita dapati di kitab-kitab kuning ( nama buku pelajaran agama Islam ) , menjadi bahan kajian menarik di universitas Inggris. Maka tidak aneh, lulusan Al-Muayyad M. Lutfi Hamidi memperoleh gelar Master Islamic Banking dari negrinya Ratu Elizabeth ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar